Bagi orang awam, istilah arsitektur kontemporer masih sangat asing terdengar. Namun, bagi orang yang sudah lama menggeluti dunia arsitektur, istilah tersebut sudah tidak asing lagi. Arsitektur kontemporer dikenal akan ciri khas bangunannya yang unik dan cenderung out of the box. Mulanya, arsitektur kontemporer muncul di awal-awal tahun 1920-an yang di cetuskan oleh sekumpulan arsitek dari Bauhaus School of Design, Jerman. Mereka mencetuskan arsitektur kontemporer sebagai respon terhadap kemajuan teknologi dan perubahan sosial maupun perilaku di masyarakat pasca terjadinya perang dunia II. Setelah awal kemunculannya tersebut, barulah di tahun 1940 hingga 1980-an gaya arsitektur kontemporer ini mengalami kemajuan yang pesat.
Arsitektur kontemporer sendiri diambil dari dua kata yaitu “co” berarti bersama dan “tempo” berarti waktu yang mengacu pada kejadian sekarang atau saat ini. Secara sederhana arsitektur kontemporer bisa diartikan sebagai sebuah gaya arsitektur yang mengacu pada apa yang sedang terjadi saat ini (up to date). Jadi, gaya desain dari arsitektur kontemporer akan terus menampilkan yang paling terbaru. Sehingga arsitektur kontemporer ini bersifat dinamis dan tidak terikat oleh batasan waktu tertentu. Selain itu, arsitektur kontemporer juga mengadaptasi berbagai teknologi canggih dan bahan material modern. Maka dari itu, gaya arsitektur kontemporer akan terlihat lebih fresh dan tidak monoton.
Dengan hasil bangunan yang selalu fresh tersebut, arsitektur kontemporer mempunyai ciri khasnya tersendiri yang membuatnya berbeda dari bangunan pada umumnya. Nah, untuk memahami lebih jelas seperti apa arsitektur kontemporer itu, berikut adalah ciri-ciri dari arsitektur kontemporer.
1. Banyaknya ruang terbuka
Arsitektur kontemporer menerapkan konsep ruang terbuka pada desain interiornya. Pemilihan konsep ruang terbuka supaya ruangan-ruangan interior yang berada didalamnya bisa saling terhubung dan menyatu tanpa adanya sekat-sekat atau struktur didalamnya.
2. Penggunaan material yang anti mainstream
Karena menampilkan desain yang paling terbaru (up to date), maka penggunaan material pada bangunan yang menerapkan arsitektur kontemporer selalu anti mainstream, beragam, dan terbaru (modern). Umumnya, material tersebut diproduksi menggunakan teknologi canggih dan ramah terhadap lingkungan. Misalnya, kaca dan logam yang paling sering digunakan di arsitektur kontemporer.
3. Desain atap
Arsitektur kontemporer mempunyai desain atap yang unik dan berbeda dari atap pada umumnya. Desain atap tersebut didapat dari hasil eksplorasi dan keberanian para arsitek untuk menciptakan bentuk atap yang baru. Bentuk atap yang digunakan pada arsitektur kontemporer merupakan bentuk atap terbuka. Bentuk atap terbuka tersebut mempunyai desain seperti atap yang berbentuk datar, berbentuk sudut, dan lain-lain.
4. Memperhatikan aspek lingkungan sekitar
Karakteristik selanjutnya dari arsitektur kontemporer adalah sangat memperhatikan lingkungan sekitar dimana bangunan tersebut didirikan. Hal itu dikarenakan arsitektur kontemporer menganut prinsip ergonomis dan ecohousing. Penerapan prinsip ini bertujuan supaya bangunan yang didirikan tersebut mampu melindungi lingkungan sekitar sehingga ramah terhadap lingkungan.
5. Memanfaatkan pencahayaan alami
Meskipun gaya arsitekturnya selalu terbaru, namun arsitektur kontemporer tetap memaksimalkan pencahayaan alami pada bangunannya. Untuk memaksimalkan hal tersebut, arsitektur kontemporer menggunakan kaca dan jendela yang berukuran besar dan lebar, serta menambahkan skylight pada atap. Sehingga cahaya alami yang masuk ke dalam ruangan menjadi maksimal
6. Mempunyai bentuk yang berbeda
Salah satu karakteristik yang paling mencolok dari arsitektur kontemporer adalah bentuknya yang sangat berbeda dari arsitektur pada umumnya. Arsitektur kontemporer lebih memilih menggunakan garis lengkung pada rancangan desainnya daripada garis lurus. Penggunaan garis lengkung yang dominan tersebut dapat terlihat dari bentuk eksteriornya. Meskipun dominan menggunakan garis lengkung, tak jarang ada beberapa arsitek yang mencoba untuk mengkombinasikan penggunaan garis lurus dan garis lengkung pada rancangan desainnya untuk menghasilkan bangunan yang unik dan berbeda.
7. Penataan dan komposisi ruangan
Penggunaan garis lengkung pada arsitektur kontemporer membuat penataan dan komposisi ruangaan sangat berbeda. Penataan dan komposisi ruangan pada arsitektur kontemporer terlihat lebih dinamis dan kreatif. Para arsitek bisa dengan mudah untuk mengexplore dan mengeluarkan semua sisi kreatifnya dalam mendesain ruangan. Dengan begitu, penataan dan komposisi ruangan pada arsitektur kontemporer akan terlihat lebih hidup.
Sekian penjelasan mengenai sejarah, pengertian, dan karakteristik dari arsitektur kontemporer. Pada intinya, arsitektur kontemporer ini tidak mempunyai aturan atau batasan yang mengikat pada bentuk rancangan desainnya. Para aristek dan pemilik bangunan bebas untuk berkreasi dalam menentukan dan membuat desain bangunan sesuai keinginan dan interpretasi sendiri.